teks berjalan

SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA, SEMOGA BISA BERMANFAAT BUAT TEMAN-TEMAN (pesan saya mari kita jauhi narkoba, karna narkoba hanya membuat kita sengsara dan cepat menemui ajal

Senin, 11 Maret 2013

Melihat lebih dalam tugas dari BEM



Banyak yang perfikiran remeh tentang organisasi BEM, kebanyakan mahasiswa jika mendengar nama BEM yang langsung terfikirkan adalah, suatu organisasi yang menjadi organisasi yang tinggi setelah BLM di kampus, yang kerjanya tidak jauh seperti seorang pemerintah negara  yang dipimpin oleh presiden mahasiswa, yang langsung diplih oleh mahasiswa lewat pemilihan raya yang dengan masa jabatan 1 tahun. Banyak juga mahasiwa yang mengatakan bahawa BEM adalah organisasi yang sering memberontak, rusuh, anarkis, sok, dll, sesungguhnya BEM adalah organisasi yang sangat mengharapkan kedamaian bukan kekerasan, jika hal itu terjadi biasanya ada provokator yang menyusup kedalamnya
Banyak mahasiswa yang memalingkan wajah jika ada pendaftaran di organisasi BEM,  mereka lebih memilih mencari UKM lain yang dianggap mereka gak merugikan diri mereka, sehingga banyak dari mahasiswa yang lebih fokus dengan kulyahnya, belajar, ngerjakan tugas kulyah, duduk manis diruangan, dan mendapatkan IP tertinggi di ruangannya, sehingga mahsiswa tidak lagi prlu untuk mengikuti organisasi BEM yang dianggap tidak baik, padahal hakikat sebenarnya BEM selalu memberikan yang terbaik untuk almamter mereka dan mahasiswa yang ada di kampus nya.


Mahasiswa yang masuk BEM akan dianggap sebagai mahasiswa yang ‘tak biasa’. Bisa dalam artian positif atau bahkan sebaliknya. Selama ini BEM dikenal tidaklah lebih dari kumpulan mahasiswa yang hanya membicarakan politik dan “berinvestasi” kekuasaan masa depan dengan ikut aktif dalam gerakan mahasiswa. Bahkan rendah daripada itu, BEM adalah sekumpulan suara lantang “hidup mahasiswa!” tak berguna, yang hanya membuat kerusuhan dijalan-jalan.
Namun dibalik itu semua ada sisi lain yang tak banyak orang mengerti. Masuk lembaga eksekutif tersebut adalah sebuah pilihan. Berikut ini akan dijelaskan beberapa fungsi dari Badan Eksekutif Mahasiswa pada umumnya. Pertama bidang yang mengurusi internal dari fakultas maupun universitas dimana BEM tersebut bernaung. Biasa dikategorikan bagian dalam negeri. Tujuan utamanya adalah kesejahteraan mahasiswa. Bidang ini juga berfungsi sebagi jembatan seluruh sivitas akademika. Mulai dari Organisasi Mahasiswa (Ormawa), Dosen, Karyawan, Birokrat dan juga mahasiswa itu sendiri.
Setelah internal, kita beranjak pada bidang yang mengurusi eksternal lembaga. Bidang ini biasa disebut bagian luar negeri. Tentunya sering kita melihat aksi-aksi mahasiswa yang turun kejalan. Sekadar melakukan orasi, pengumpulan dana, maupun kegiatan-kegiatan sosial yang dilakuan untuk memperjuangkan kepentingan rakyat. Masih ingat bukan gerakan mahasiswa 1965 pada saat Orde Lama, peristiwa malapetaka 15 Januari 1974, sampai dengan runtuhnya rezim Orde Baru. Hal tersebut adalah salah satu aksi nyata mahasiswa yang dikenal sebagai agent of change.
Didalam BEM ada departemen luar negri yang bertanggung jawb atas perkembangan yang ada diluar untuk diberikan kepada mahasiswa dan kampus, dengan adanya departemen luarnegri kita dapat mengetahui apa yang terjadi diluar kampus kita, juga dapat menjalin ikatan persaudaraan dengan BEM yang lain dengan cara mengikuti segala aktifitas yang ada, jelas aktifitas yang dimaksud lebih ke arah yang lebih banyak nilai positive nya dari pada negatife nya
Bertolak pada Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian masyarakat, maka BEM juga membentuk bidang yang menangani program ini. Beberapa meletakannya dalam program kerja luar negeri. Namun ada pula yang terpisah, umumnya bernama Pengabdian Masyarakat ataupun Sosial Masyarakat. Sudah dapat ditebak bahwa ranahnya pada hal-hal yang berbau sosial. Program kerjanya diantaranya mengadakan penggalangan dana, Dusun binaan (Dusbin), dan juga bakti sosial.
Sampai disitu? Tidak. Masih ada kesekretariatan, kebendaharaan dan juga bidang yang menangani internal anggota. Meskipun tidak secara langsung berhubungan dengan masyarakat umum, namun keberadaannya sangatlah sentral dalam lembaga. Ilmu keadministrasian, manajemen keuangan maupun anggota juga ditawarkan disana.
Dari pemaparan di atas, sudah jelas bagaimana fungsi BEM mulai dari melayani mahasiswa, menyuarakan kepentingan rakyat, mengabdi kepada masyarakat, juga sekadar menyalurkan minat dan bakat mahasiswa. Jika aksi seakan-akan sudah mendarah daging dengan BEM, sesungguhnya hal tersebut hanyalah sebagian kecil dari kegiatan BEM itu sendiri.
Sudah seharusnya kita menghargai keputusan seorang mahasiswa untuk memilih BEM sebagai tempat untuk berorganisasi. Karena tentunya mereka memiliki tujuan yang berbeda-beda. Seperti layaknya mahasiswa yang mengikuti organisasi minat bakat. Mahasiswa yang hobi mendaki gunung akan memilih organisasi Mahasiswa Pecinta Alam. Mahasiswa yang pintar bernyanyi akan memilih organisasi yang berhubungan dengan bidang tarik suara. Sama halnya dengan mahasiswa yang peduli terhadap sesama, mungkin akan memilih BEM sebagai tempatnya ‘berekspresi’. Jadi ubahlah pandangan terhadap orang-orang yang ada di BEM, mereka tidak jauh berbeda dengan mahasiswa lain. Adalah oknum-oknum berpemikiran sempit yang membuat gap di antara keduanya.
Oknum-oknum berpemikiran sempit menyebut BEM musuh abadi, padahal setiap kabinet berbeda karakter dan kepengurusan. Orang yang sinis akan mengatakan demonstrasi “gak ada kerjaan”, tapi siapa yang sesungguhnya tidak ada kerjaan? Orang pragmatis akan berfikir kegiatan BEM tidak penting, namun apa yang sudah dilakukannya untuk mewujudkan cita-cita bangsa ini?
Terlepas dari semua itu, keberjalanan sebuah Badan Eksekutif Mahasiswa haruslah murni berangkat dari suara-suara rakyat yang tertindas, kaum-kaum yang menginginkan keadilan, dan juga tekat tulus untuk perubahan. Jika sudah disortir oleh kepentingan-kepentingan oknum maupun organisasi tertentu, maka BEM tidak lebih dari sebuah boneka yang dijadikan alat untuk menguntungkan kelompok tertentu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar